Transfer Pricing

Harga transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban.
Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba. Untuk pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk kepentingan penilaian kemampuan laba divisi.

Salah satu contoh perusahaan yang menerapkan transfer pricing adalah perusahaan Nestle. Nestlé adalah sebuah perusahaan multinasional di Vevey, Swiss yang bergerak dalam bidang makanan. Didirikan pada tahun 1867 oleh Henri Nestlé. Nestle mulai tumbuh dan berkembang menjadi sebuah perusahaan makanan terbesar di dunia, serta perusahaan makanan dan minuman yang telah dipercaya oleh banyak orang di seluruh dunia secara turun temurun hingga sekarang. Perusahaan Nestle tersebar di seluruh mancanegara, Nestlé berkomitmen untuk tetap mengembangkan produk-produk melalui inovasi dan renovasi demi memuaskan kebutuhan konsumennya di seluruh dunia.

Nestle adalah bentuk usaha Joint Venture dengan menggunakan bentuk usaha ini Nestle mempunyai keuntungan yaitu perusahaan dapat mengambil manfaat dari mitra lokalnya mengenai pengetahuan tentang kondisi persaingan, budaya, bahasa, sistem politik dan sistem bisnis di negara dimana perusahaan akan didirikan. Ketika perkembangan biaya dan risiko pembukaan pasar luar negeri tinggi, suatu perusahaan dapat mengambil keuntungan dengan cara berbagi biaya dan atau risiko ini dengan mitra local, sehingga Nestle dapat berkembang dengan cepat dan terjalin hubungan yang kuat.

Beberapa merek produk Nestlé yang dipasarkan di Indonesia antara lain : susu bubuk Nestlé Dancow, kopi instant Nescafé, Nestlé Milo, Nestlé Bubur Bayi, Kit Kat, Polo, dan lain-lain.

Kita bisa ambil produk Dancow dan Milo sebagai contoh produk yang menerapkan transfer pricing pada perusahaan Nestle. Pada dasarnya, produk Dancow sebagai bagian dari salah satu produk Nestle, merupakan produk jadi yang bisa langsung dikonsumsi oleh konsumen. Namun bagi produk Milo, Dancow merupakan produk setengah jadi. Milo membeli susu Dancow sebagai bahan tambahan produknya.

 

 

 

 

 

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Perusahaan Nestle melakukan transfer pricing (harga transfer) yaitu bertujuan untuk meningkatkan laba pusat, sehingga terjadi perputaran uang yang cukup besar dalam siklus laporan keuangan perusahaan Nestle. Konsep transfer pricing lebih mementingkan kepentingan perusahaan internal dibandingkan dengan kepentingan perusahaan eksternal sesuai dengan tujuannya yaitu ingin meningkatkan laba pusat. Alasan lain perusahaan Nestle melakukan transfer pricing adalah untuk menekan biaya. Baik itu biaya perolehan produk maupun beban pajak. Dengan melakukan transfer pricing, harga yang diperoleh untuk pembelian suatu produk dalam suatu perusahaan induk lebih murah dibandingkan dengan pembelian produk dari perusahaan lain. Perusahaan yang dipecah-pecah menjadi suatu grup seperti perusahaan Nestle dapat merekayasa laba sehingga dapat meminimalkan pajak dan memaksimalkan keuntungan. Sedangkan perusahaan tunggal harus membayar pajak seperti apa adanya.

Leave a comment